“ UMBUT “ Tanaman Berduri, Banyak Dicari

05 November 2020
Suciati
3.062 Kali
“ UMBUT “ Tanaman Berduri, Banyak Dicari

Apa sih “Umbut“ itu?. Pastinya banyak orang yang masih penasaran sama nama makanan yang satu ini.  Umbut merupakan istilah tanaman yang berasal dari rotan muda. Istilah ini sudah familiar di kalangan warga Desa Panerusan Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Kedengarannya aneh, bagaimana bisa rotan bisa dijadikan makanan?

Rotan adalah jenis tanaman yang tumbuh merambat dari keluarga Palmae yang banyak dijumpai di hutan. Batang tanaman ini beruas-ruas, berduri dan bentuknya hampir mirip dengan pohon salak yang memiliki duri di tiap batangnya.

Masyarakat pada umumnya mengenal tanaman ini hanya sebatas tanaman rotan dengan batang yang keras hanya bisa dimanfaatkan sebagai bahan industri kerajinan.

Namun tidak demikian bagi warga desa di sebelah selatan Kelurahan Wadaslintang ini. Dengan batang yang masih muda, tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk dijadikan jenis masakan yang menggugah selera dan menjadi masakan khas warga desa yang berpenduduk sekitar tiga ribuan ini.

Masakan ini berupa sayur yang dikenal dengan istilah "Sayur Umbut". Cara memasaknyapun cukup sulit. Pertama-tama kita harus membersihkan duri yang menempel, lalu kulitnya dibuang dan sisakan bagian dalam yang agak lunak berwarna putih dan dipotong dengan ukuran kecil (sesuai selera). Setelah itu direbus sampai lunak. Kemudian dimasak beserta santan kental, bumbu rempah dan tetelan daging sapi. Harus diakui, rasanya sedikit pahit, namun cita rasa ini yang lebih membuat “Sayur Umbut“ ini terasa nikmat di lidah. Hal ini membuat masakan yang satu ini punya ciri khas.

Namun masakan ini tidak setiap waktu dapat dijumpai, masakan ini hanya dapat dijumpai ketika ada acara resmi seperti hajatan, hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri maupun Idul adha serta acara desa lainnya.

Saat ini masyarakat Desa Panerusan sedang mulai membudidayakan tanaman ini. Hal ini dilakukan karena tanaman ini hanya dijumpai banyak tumbuh di hutan dan termasuk salah satu jenis tanaman yang dilindungi oleh Pemerintah.

Kegiatan budidaya tanaman ini bertujuan untuk menjaga konservasi lahan dan pelestarian jenis tanaman yang dilindungi, selain itu dilihat dari segi ekonomi sangat memberikan dampak signifikan.

Hal ini terbukti dari nilai harga jual tanaman ini yang cukup tinggi karena proses pengambilan tanaman yang berduri ini cukup sulit serta ketersediaan tanaman juga masih terbatas.Untuk kisaran harga saat ini dipatok Rp. 25.000,- per kilo nya. Sebagai contoh ketika menjelang hari besar agama tiba, masyarakat bisa menjual 20 kg dalam sehari. Omzet yang didapat dalam sehari sekitar Rp. 500.000,-

Hal ini juga tentunya apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan income keluarga yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Saat ini tidak hanya masyarakat Desa Panerusan saja yang menyukai jenis masakan "Sayur Umbut" ini, tetapi masyarakat desa sekitar juga sudah mulai menyukai makanan ini.

Ketika ada acara seperti lomba B2SA, pameran produk desa, atau event- event lain yang berhubungan dengan masakan, Desa Panerusan selalu menyajikan masakan khas ini, dan selalu laris manis diburu para pecinta kuliner.

Harapan ke depan  makanan khas ini juga akan tersedia di obyek wisata yang ada di Desa Panerusan. Semoga makanan ini juga tidak hanya menjadi cerita sesaat tetapi dapat diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga walaupun tanaman ini berduri tapi banyak dicari.

Penulis : Suciati, untuk Kegiatan "Workshop Menulis Wadaslintang Keren, dalam rangka Festival Desa Wisata Tahun 2020"